I May Not Be Perfect, But My Pets Love Me
4/15/2015
Sejak pertama kali Fasta punya hewan peliharaan, saat itu
juga aku pikir pemahaman tentang berbagi jadi terasa lebih jelas. Berbagi gak
melulu ketika kita ngasih sebagian uang jajan buat pengemis di pinggir jalan,
ataupun ketika kita berdonasi buat kegiatan sosial. Kamu tahu, ternyata
memelihara hewan juga bisa menguji kemampuan kita dalam berbagi. Apalagi kalo meliharanya
harus backstreet dengan orang-orang
rumah, kayak yang pernah Fasta alami.
Keluarga melarang untuk memelihara hewan, apapun jenisnya.
Bukan karena mereka gak suka. Justru aku sering melihat orang tua dan kakek
nenekku merasa gemes kalo tau ada
kucing tetangga yang lagi main ke rumah. Kelihatannya mereka cuma khawatir kalo
Fasta gak mampu merawatnya. Bagi mereka, hewan bukan makhluk kelas dua
yang boleh tidak kita prioritaskan keberadaannya.
Tentang berbagi, mereka menguji kemampuan kita melalui banyak
cara. Terlebih untuk yang masih newbie
sebagai pecinta hewan. Diawali dengan seberapa sabar kita menghadapi mereka
yang masih pada tahap adaptasi. Kita
perlu ngluangin waktu agar mereka bisa lebih mengenal siapa kita. Kita perlu manage emosi buat menjalin “ikatan” sama
mereka. Kita juga perlu nyisihin uang yang kita punya buat keperluan makan, kandang,
dan periksa ke dokter kalo sewaktu-waktu mereka sakit.
Melalui beberapa artikel yang pernah Fasta baca, nilai plus ketika kita udah punya ikatan
dengan hewan peliharaan adalah secara medis terbukti meningkatkan kesehatan. Diantaranya menurunkan tekanan darah, detak jantung dan juga pernapasan. Nggak
heran kalo hewan peliharaan bisa memberikan terapi buat penderita depresi,
kecemasan, anoreksia, dan juga jadi temen yang setia. Lebih keren lagi, mereka selalu
punya cara buat bikin kita jatuh cinta pada makhluk selain manusia.
Seseorang pernah bilang, “cari hewan yang cocok dengan lifestyle”. Kalo kita orangnya gak
terlalu aktif, jangan pilih hewan yang hiper-active.
Ntar bisa repot sendiri. Bagi sebagian orang, looks memang penting. Kalo dipikir-pikir, pada akhirnya yang
bisa nyiptain ikatan antara hewan dengan owner
adalah personality dari hewan itu
sendiri. So, udah bisa nyimpulin sendiri kan mana yang lebih prioritas?
Nah, sekarang waktunya kamu kenalan sama temen baik dan loyal yang pernah aku punya!
1. Pochan
Pochan adalah pengalaman pertamaku
memelihara hewan. Sebenernya gak ada unsur kesengajaan buat melihara dia.
Berhubung dia sering banget main, numpang makan, dan nginep
di rumah, lama-kelamaan kami sekeluarga merasa jadi pemilik sah dari kucing
berbulu coklat ini.
Kucing kampung betina yang udah tiga
kali melahirkan ini punya kisah yang kurang menyenangkan. Setiap kali melahirkan,
ada 3 sampai 6 ekor bayi kucing yang beruntung terlahir jadi anaknya. Mereka
lucu-lucu, tapi sayang selalu aja ada yang kurang sehat. Ternyata mereka gak
mewarisi bagusnya imunitas tubuh induknya. Pada akhirnya, satu persatu bayi
Pochan meninggal. Rasanya sedih banget ngliat kerasnya perjuangan Pochan
nglahirin, tapi endingnya dia harus
kehilangan anak-anaknya.
Hal yang sulit aku lupain dari Pochan
adalah kesetiaannya. Tiap kali aku keluar rumah dengan jalan kaki, dia sering
banget ngikutin. Pas lagi sendiri kesepian di rumah, Pochan selalu punya
waktu buat nemenin. Kalaupun aku lagi bete karena ada problem dan males buat main sama dia, Pochan berusaha
nempel-nempelin badannya ke kakiku. Seakan-akan pengen nunjukkin kalo dia
juga bisa jadi pendengar yang baik buat curhat. Kalo hewan aja bisa nunjukkin
loyalitasnya sama orang yang dia sayang, gimana dengan kita?
2. Cici Tibu
Fasta pernah melakukan kesalahan sama Cici Tibu yang berakibat
fatal. Waktu itu, iseng aja pengen jalan-jalan ke pasar hewan. Sebuah mobil pick up yang berisi banyak kelinci lucu secara
otomatis bikin aku excited. Kelinci
yang dijual masih kecil-kecil, usianya berkisar antara 1 sampai 3 bulan.
Awalnya dikit ragu buat beli. Khawatir usia kelinci akan memengaruhi ketahanan
tubuhnya kalo harus dipelihara sama newbie
kayak aku.
Penjualnya mulai meyakinkanku kalau kelinci-kelinci itu akan
baik-baik aja, meskipun sebelumnya aku belum ada pengamalan memelihara kelinci.
Baiklah, kandang yang mungil udah aku sediakan buat Cici Tibu tinggal. Beberapa
sayuran juga siap buat menu makan sehari-harinya. Menginjak di hari ketiga, aku
merasa Cici Tibu gak lagi lincah seperti awal dipelihara. Selera makannya
pun menurun. Rasanya emang sedih banget ngliat perubahan kondisi tubuh dan
kebiasaannya, tapi aku tetep berusaha buat nyari tau penyebabnya. Mulai deh coba googling.
Mayoritas sumber informasi yang Fasta temuin bilang kalo
kelinci yang berusia 1 sampai 3 bulan akan sulit untuk beradaptasi pada tempat
baru. Mereka juga gak mudah buat pisah sama induknya karena masih masa
menyusui. Akibatnya, kelinci akan mudah sakit. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah
kematian. Dan benar, Cici Tibu pergi untuk selama-selamanya. Aku merasa
bersalah banget terlalu percaya sama ucapan penjual kelinci tempo hari, tanpa
nyari dan mempertimbangkan dengan informasi dari sumber lain.
3. Oka & Mia
Pasti tau penulis dan selebtwit @daraprayoga kan? Dia akrab
dipanggil Oka. Sedangkan Mia adalah pacar Oka. Sejak SMA, Fasta sering baca
tulisan dan stalking kesehariannya
Oka via twitter. Hehe, udah tau kan inspirasi nama sepasang kelinci ini didapet
dari mana?
Oka dan Mia adalah cerminan kemaskulinan cowok dan kefeminiman cewek. Oka aktif dan gak bisa
diem. Beda dengan Mia yang anteng. Setiap gerak-geriknya juga selalu kelihatan
anggun. Kecantikan Mia terpancar lewat bulunya yang halus dan berwarna putih
bersih. Mereka sering banget nunjukkin kehangatannya melalui kegiatan waktu makan bareng,
duduknya yang berdekatan, suka main kejar-kejaran, sampai kalo Mia mulai
tertidur, Oka pun ikut tidur tepat di sampingnya. Sweet..
4. Sinje
Kalau inget nama Sinje, rasanya pikiranku mengarah ke
indahnya suasana senja. Entah korelasinya darimana, yang jelas Sinje punya sisi
kecantikan tersendiri kayak yang dimiliki senja. Kalau dilihat dari sisi pandang
yang berbeda, Sinje adalah hewan yang cantik dan berkharisma. Di sini Fasta
baru ngomongin looks. Aku emang gak
terlalu paham sama jenis gaya riasan mata, dan gak tau istilahnya apa. Tapi
tiap liat matanya Sinje, dia kayak make eyeliner
yang cara molesinnya pun eksotis. Satu lagi, bulu-bulu Sinje mirip banget sama surai kuda. Tiap dia lari
dan loncat-loncat, bulunya mengibas-ngibas indah gitu. Buat aku, dia awesome banget!
5. Miko
Waktu jalan-jalan ke pasar hewan “Splendid” di Kota Malang,
temenku tiba-tiba beliin kelinci gendut yang nggemesin ini. Dia bilang itu
adalah hadiah ulang tahunku yang udah lewat setahun lalu. Hmm, rejeki anak soleha
emang gak kemana. Hihi!
Temenku sengaja ngasih nama Miko karena waktu itu yang
terlintas dipikirannya cuma ada nama Miko dan Miko. Tanpa pengen tau lebih jauh
tentang nama Miko, aku pengen cerita tentang
kebiasaan yang dimilikinya. Setiap waktunya makan, Miko selalu nyisain
makanan buat Sinje. Kebetulan mereka sekandang. Kalaupun Sinje belum kebagian
makanan, Miko selalu nunggu Sinje buat ngabisin makanan bareng. Miko emang
solid banget sama temen sekandangnya. Emm.. mungkin lebih dari itu, kelihatannya
mereka sedang menjalin cinta lokasi!
6. Eda & Ramda
Fasta punya ponakan-ponakan yang super aktif. Namanya Eda
dan Ramda. Biasanya cowok emang lebih tertarik buat melihara burung daripada
kelinci ataupun kucing. Begitupun mereka. Ada dua burung hantu yang mereka beli
dari hasil ngrayu sambil dikit maksa Bundanya. Tapi bunda mereka yang juga tanteku, malah nitipin kedua burung hantu itu ke aku, dan berharap agar aku yang
ngrawat. Berhubung Fasta orangnya gampang gak enakan, apalagi ke keluarga sendiri. Efeknya susah
banget buat bilang “enggak”.
Eda dan Ramda selama ini tinggal di Jakarta. Waktu itu kebetulan
aja mereka lagi mudik ke Malang, dan dapet sepasang burung hantu waktu
iseng-iseng explore pasar burung di
Malang. Selama burung itu sama aku dan ditinggal sama pemiliknya,
semaksimal mungkin kandang harus selalu bersih dan kebutuhan makan minum harus
terpenuhi. Pengalaman memelihara burung hantu bikin aku tau beberapa hal baru.
Mulai dari jenis makanan sampai kebiasaan burung hantu. Kebetulan burung hantu
Eda dan Ramda makanannya serangga, dan harus disuapin. Oke!
Hal yang aku suka sama burung hantu Eda dan Ramda adalah
ketika mereka mulai bersuara. Suara mereka lebih sering keluar saat dini hari
sampai subuh daripada di waktu lain. Secara gak langsung mereka cukup bantu aku
buat bangun subuh tepat waktu dan bisa beribadah sholat tanpa harus buru-buru
karena takut kehabisan waktu subuh. Subhanallah..
Haha, lagi-lagi Oka! Kelihatannya Fasta favorit banget sama
nama satu ini. Banyak orang yang udah dibuat gemes sama bulu-bulu halus kucing
berjenis persia ini. Selain itu, sifatnya yang lincah dan gampang nempel ke siapapun
juga jadi alasan mengapa orang-orang selalu betah main sama dia.
Oh ya, Oka juga bisa nunjukkin loyalitasnya, lho! Jadwal
kuliahku yang terbilang padat, berangkat pagi pulang sore, gak bikin Oka dan
aku berjarak. Orang lain sering bilang kalo Oka termasuk kucing yang jarang
mengeong. Hanya saja tiap aku pulang kuliah pasti Oka langsung mengeong-ngeong,
serasa pengen ngajak aku ngobrol dan main, gitu. Dia juga sering minta gendong
sambil masang wajah manisnya. Point
ini nih yang bikin melting!
Bicara tentang cinta, hewan juga punya cara tersendiri untuk
mengekspresikan. Kalau biasanya “ikatan kuat” antar owner dan hewan peliharaan cuma bisa disaksikan di film-film, sekarang
aku bisa rasain sendiri lewat Oka. Dia hobi banget jilat-jilat pipi.
Kalau gak gitu pasti mainin rambutku yang lagi diiket. Awalnya kayak gimana
gitu ya kalo dicium sama hewan, eh lama-kelamaan bikin seneng juga. Ternyata
bener, kalo kita udah punya ikatan yang kuat sama hewan peliharaan, tiap deket sama dia kita bisa
ngerasa tenang, bahagia, dan stress
jadi ilang.
21 komentar
Wah, pecinta binatang. Kamu kayak cewek ini. :D
ReplyDeleteWah wah cewek itu keren banget, ya!
DeleteKayaknya kamu lebih cocok melihara kelincih deh, dibanding melihara burung hantu. ;))
ReplyDeleteSalam dari;Febriy Pondlif
Kayaknya terlalu maskulin juga sih kalo cewek harus melihara burung hantu. Tapi seru juga kok, hehe.
DeletePInjem kucingnya dong fas... aku pengen nih punya kuciiiiing...
ReplyDeleteTapi yang paling keren tetep Owl!!
Kucingku "Oka" emang lucu banget Dim, gampang nempel sama siapa aja. Tapi dia sekarang di rumah Pasuruan, huhu.
DeleteYe sukanya owl, ntar mirip Harry Potter loh!
bersedekah juga bisa dengan nge subscribe channel youtubeku, bisa dapet hiburan juga selain dapat pahala. hihihi
ReplyDeleteArul promosinya gencar banget :')
DeleteTapi emang terhibur banget sih, dan amin kalo bonus pahala.
Wah lu pecinta hewan sejati ya! Banyak banget pngalaman melihara hewannya. Kalo gue, sekalinya melihara hamster, eh hamsternya mati digigit tikus. Semenjak itu, gue jadi trauma melihara hewan :(
ReplyDeleteKok bisa hamsternya digigit tikus gitu? Kandangnya terbuka ya?
DeleteYah masa trauma sih, kan seru melihara hewan soalnya mereka bisa jadi temen setia buat kita. Hehe.
wwaahh suka melihara hewan juga ya, aku juga punya kelinci melihara dari aku masih SD beranak beranak sampe punya 20 kelinci, aku juga punya 5 kucing sama 1 anjing hehee tapi kelincinya ga aku namain soalnya hampir sama semua warnanya jadi aku bingung yg mana yg namanya A B atau C, kalo kucing dan anjing aku, aku namain hehe,
ReplyDeletenice to meet you :)
http://litarachman.blogspot.com/
Yey kita samaan ya, Litta!
DeleteTapi hebat banget ya kamu bisa sampe melihara puluhan kelinci. Belum lagi kucing sama anjingnya. Wah, musti ekstra telaten tuh. Salut banget!
Nice to meet you. Btw blogmu kece :))
kelincinya lucu mbak, mau satulaaah :(
ReplyDeletekalo aku gak boleh melihara hewan itu soalnya rumahku yang gak ada halamannya :(
dulu melihara ayam aja sampe ditabrak mobil :(
Yey Ashya pengeeen! :p
DeleteMelihara kucing aja, kan gak harus halaman. Di dalem rumah juga asik, yang penting kucingnya gak pup sembarangan.
Tapi tapi ayamnya gapapa kaaan? :(
Pochan cakeeeep.. Oka jugak. Kenalan sama Kuro yuks :D
ReplyDeleteHehe makasih, Kakak juga cakeeeep
DeleteKuro itu kura-kura ya? Wah pasti lucu..
Melihara binatang bisa kuat gitu ya :')
ReplyDeleteAku aja melihara kucing satu ini udah dua bulan prestasi besar banget :')
Hehe, cuma pengen punya temen selain manusia kok, Kak. Kan seru gitu..
DeleteWah kucing apa? Tapi hebat loh bisa telaten meliharanya :))
Mikonya lucu banget :D ah sayang aku gak berani melihara hewan.. gak berani kalo mati :"
ReplyDeleteIya, empuk-empuk gimana gitu, hehe.
DeleteMending jalan-jalan ke petshop aja, di sana kita bisa main-main sama hewan tanpa harus miara :))
aseek. kamu pecinta biatang juga yaa...
ReplyDeletewaah. mantep-mantep..
salam kenal!!