Puisi untuk Matahari
3/05/2015Aku masih menginjak bumi
Mataku tengah berlari mengejar dandelion yang dilayangkan angin
Awan bergiliran mengunyah lelah
Sedang selembar daun kering melempar diri tak tentu arah
Kudengar dari sebuah kisah klasik
Seorang gadis dengan cinta dan air mata pada obat tidurnya
Rindu dalam diam, padam
Meriah dalam doa, anti gersang
Aku bisa menjelaskan kepada petrichor yang menembus lapisan bumi terluar
Aku bisa menjelaskan kepada angin malam yang membekukan
Aku bisa menjelaskan kepada bulan yang dilahap malam
Bahkan aku bisa menjelaskan kepada esok pagi hanya dengan kedipan
Lihat!
Harapanku masih bergelantung di langit
Dan matahari bertanya, “tidakkah kau takut jatuh dan jauh?”
Aku terdiam
0 komentar